Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan antara lain: induk pokok
lele sangkuriang jantan dan betina, pakan induk, pakan benih, pakan pembesaran,
cacing, ovaprim, ekstrak pituitari/hipofisa, kertas tissue, sodium klorida
(NaCI) 0,9%, pupuk dan kapur.
Peralatan yang diperlukan antara lain:
timbangan gantung, hapa penetasan telur, peralatan pemijahan buatan: alat
suntik ukuran minimal 1 ml, gunting, waskom dan gelas, peralatan pemijahan
alami: kakaban ukuran minimal lx0.2 m dan penutup bak peralatan perikanan:
ember, lambit, serokan/scope net, sikat pembersih dan alat seleksi.
Prosedur Kerja Pemijahan
1. Seleksi Induk dan Penyuntikan
Memilih induk pokok lele sangkuriang jantan
dan betina yang Udak berasal satu keturunan.Pada pemijahan buatan, perbandingan
1:4 satu jantan, empet betina bobot minimal 700 gram/ekor. Pada pemijahan
alami, perbandingan 1:1 satu jantan dan satu betina minimal 700 gram/ekor.
Menyeleksi induk jantan dan betina yang matang
gonad. Induk jantan ditandai dengan papila yang berwarna kemerahan dan memiliki
panjang melewati pangkal sirip dubur. Induk betina ditandai dengan bentuk perut
yang gendut dan bila diraba terasa lembek.
Penyuntikan dengan menggunakan hipoflsa atau
ovaprim. Ekstrak hipofisa dapat berasal dan ikan Iele atau ikan mas sebagai
donor. Dosis penyuntikan dengan hipofisa ikan mas 1 dosis, bila menggunakan
donor ikan lele 2 dosis. 1 dosis = 1 Kg donor untuk 1kg induk lele. Menggunakan
ovaprim dengan dosis 0,15 mI/kg induk. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra
muscular yaitu pada bagian punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan
sampai ovulasi telur 10—14 jam bergantung pada suhu inkubasi induk.
2. Pemijahan
a. Pemijahan Buatan
Apabila telur telah ovulasi, kita harus
menyiapkan sperma dengan cara mengambil kantung sperma pada ikan jantan,
kemudian mengencerkan sperma pada larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dengan
perbandingan 1: 50 — 100,
Mengurut induk betina untuk mengeluarkan
telur, kemudian aduk telur dan sperma secara merata menggunakan bulu ayam. Bilas
campuran telur dan sperma menggunakan air untuk merangsang terjadinya
fertilisasi. Tebar telur yang sudah terbuahi secara merata pada hapa penetasan.
b. Pemijahan Alami
Induk yang telah dipilih dipasangkan induk
jantan dan induk betina sebanyak 1 pasang/bak. Pada bak pemijahan yang
dilengkapi kakaban sebanyak 4 buah/bak, diberi penutup bak agar ikan tidak
loncat.
Sesudah memijah induk dikembalikan ke kolam
induk, telurnya dibiarkan sampal menetas. Telur yang telah menetas baik
pemijahan secara buatan maupun alami, dipelihara sampai umur 5 han atau sampai
kuning telurnya habis.
Pendederan 1
a. Pendederan Sistem Bak
Bak yang sudah dipersiapkan dengan kedalaman
air 20—40 cm kemudian ditebar larva dengan padat tebar 20—30
ekon/liter. Lama pemeliharaan larva 14— 21 hari, Pemberian pakan untuk
Pakan alami cacing Tubifex sp. (minggu pertama), kombinasi cacing Tubifex sp.
dengan pakan buatan yang dihancurkan atau pelet tepung (minggu kedua) dan pakan
buatan (minggu ketiga). Pakan alami diberikan secara ad libitum, sedangkan
pakan buatan dengan dosis 10 — 15% bobot biomass dengan frekuensi pemberian
empat kali per hari.
b. Pendederan di kolam
Kolam yang telah disiapkan dan telah dilakukan
pemupukkan dengan pupuk organic dosis 500 gram/m2. Kedalaman air
30-50 cm. Biarkan selama 4-5 hari agar plankton tumbuh, larva umur 4 hari siap
untuk ditebar dengan kepadatan 200-300 ekor/m2. Pemeliharaan larva
dalam kolam selama 14-21 hari.
Pemberian pakan buatan pellet yang dihancurkan
atau pellet tepung 5-7 hari setelah larva ditanam. Pakan buatan dengan
dosis 10-15% dari bobot biomass dengan frekuensi pemberian empat kali .
Pendederan 2
Kolam yang telah disiapkan dan telah dilakukan
pemupukkan dengan pupuk organic dosis 500 gram/m2, air 30-50 cm dan
plankton telah tumbuh, benih hasil seleksi dari pendederan 1 siap untuk ditebar
dengan kepadatan 100-150 ekor/m2. Pemeliharaan benih pada kolam
pendederan selama 21-28 hari.
Pemberian pakan sebanyak 10%-15% bobot
biomass/hari (minggu pertama dan minggu kedua) dan 5% bobot biomass/hari
(minggu ketiga) dengan frekuensi pemberian tiga kali/hari. Pakan berupa pellet
tepung pada minggu pertama dan pellet butiran diameter satu mm pada
pemeliharaan selanjutnya. Benih ukuran panen 5-6 cm.
Pendederan 3
Kolam yang telah disiapkan seperti pada pendederan
2. benih hasil seleksi dari pendederan 2 yang ukuran relatif sama siap untuk
ditebar dengan kepadatan 75—100 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih di
kolam pendederan selama 14—21 hari, Pemberian pakan sebanyak 5% — 10% bobot
biomass/hari dengan frekuensi pemberian tiga kali/hari berupa pelet butiran
diameter satu mm. Benih ukuran panen 7-8 cm. Benih slap untuk dipelihara di
kolam pembesaran.
Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Mengamati kondisi kesehatan ikan berdasarkan
respons makan dan gerakan ikan yang dipelihara selama kegiatan pemeliharaan.
Memeriksa ikan secara mikroskopis apabila terjadi/terlihat gejala sakit.
Melakukan pengobatan yang tepat bila terdapat indikasi penyakit. Melakukan
penggantian air dan membuang sisa pakan/kotoran setiap han pada pemeliharaan
larva sistem air bening. Mempertahankan kondisi air agar tetap berwarna hijau
atau hijau kecoklatan pada pemeliharaan larva sistem air hijau dan pemeliharaan
pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar